PENGARUH HUBUNGAN SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DIGITAL DI INDONESIA
Sudah tidak asing lagi jikalau negara-negara Asia
Tenggara berlomba-lomba dalam memajukan ekonomi negaranya. Setiap negara
melakukan inovasi-inovasi yang dapat memberikan dampak positif pada
perekonomiannya. Inovasi tidak hanya untuk menghasilkan ide-ide baru, tetapi
mengubahnya untuk kesejahteraan masyarakat dan ekonomi. Apalagi yang sedang
marak sekarang adalah Optimalisasi Financial Technology untuk mengembangkan
ekonomi digital. Ekonomi digital yaitu perekonomian yang berbasis pada
penggunaan internet. Diantaranya yaitu e-commerce[1] yang
diharapkan dapat memperbaiki ekonomi
masyarakat secara efisien dan meluas. Indonesia adalah negara yang penduduknya
sangat padat yaitu sekitar 250 juta penduduk. Dari kepadatan penduduk tersebut,
melahirkan banyaknya pengangguran dan terjadinya kesenjangan sosial. Dengan
adanya Optimalisasi Financial Technology untuk mengembangkan ekonomi digital
ini diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran yang ada di Indonesia. Apalagi
dengan penggunaan jaringan internet di Indonesia yang semakin meluas dan
siapapun dapat mengaksesnya. Ekonomi digital sangat bermanfaat di suatu negara
dengan tingkat penduduk pengakses internet yang tinggi.
Dalam Kompas.com
pernah dimuat sebuah artikel bahwasanya dengan pertumbuhan pengguna internet 19
persen pertahun, Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan ekonomi
digital terbesar di Asia Tenggara. Hal tersebut terungkap dari riset yang
dilakukan Google bersama Temasek untuk melihat peluang
di Asia Tenggara dari enam negara dengan tema "e-conomy SEA: Unlocking the
$200 billion opportunity in Southeast Asia". Dalam riset ini, yang menjadi
perhatian adalah Indonesia sebagai salah satu populasi pengguna Internet yang
pesat berkembang di dunia, dengan perkembangan sebesar 19 persen per tahun dan
diproyeksikan mencapai 215 juta sebelum 2020, dari sebelumnya hanya 92 juta di
tahun 2015. "Indonesia akan menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan
Asia Tenggara. Pertumbuhan di Indonesia saat ini akan secara dramatis mengubah
keadaan ekonomi 10 tahun ke depan," ujar Managing Director dari Google Indonesia, Tony Keusgen, dalam
keterangan resminya di Jakarta, Kamis (25/8/2016).
Dalam riset ini
disebutkan, pasar online Indonesia diprediksi akan meledak dalam 10
tahun, mencapai 81 miliar dollar AS sebelum 2025. Dari total
tersebut, e-commerce menyumbang peranan sebesar 57 persen atau 46
miliar dollar AS.
"Semua aktivitas ini menunjukkan Indonesia siap menjadi destinasi
tertinggi di wilayah ini bagi venture capital yang mencari perkembangan di
ekonomi digital baru," tambah Tony.
Sementara itu, Tony
memaparkan, peluang e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai 52 persen
dari peluang e-commerce di wilayah Asia Tenggara menjelang 2025, hal
ini didorong oleh populasi kelas menengah yang besar serta peningkatan akses ke
internet. "Diperkirakan tumbuh 39 persen per tahun dari 1,7 miliar dollar AS di 2015 menjadi 46 miliar dollar AS di 2025," tambahnya. Selain itu,
untuk industri travel online, Indonesia akan menjadi pasar terbesar
untuk hotel dan penerbangan di Asia Tenggara. "Diperkirakan berkembang
menjadi 17 persen per tahun dari 5 miliar dollar AS di 2015 menjadi 24,5 miliar dollar AS di 2025," tuturnya.
Untuk industri jasa
transportasi online riset tersebut menyatakan, melihat jumlah populasi penduduk
Indonesia diperkirakan hal itu akan menjadi pasar terbesar. Diperkirakan tumbuh
22 persen per tahun dari 800 juta dollar AS di 2015 menjadi 5,6 miliar dollar AS di 2025. Dalam riset ini juga
memaparkan Indonesia menjadi negara paling aktif setelah Singapura untuk
kegiatan ventura capital dalam hal jumlah transaksi. Riset ini juga
menyoroti Indonesia merupakan tempat yang menarik memulai startup. Indonesia
sudah menjadi tuan rumah terbesar dengan 2.033 startup lebih besar dari
Singapura dengan jumlah 1.850 dari 7.000 startup di Asia Tenggara.
Apa yang dibutuhkan
Indonesia agar dapat meraih peluang tersebut? Riset Google menunjukkan bahwa Indonesia harus
menangani sejumlah tantangan kunci. Antara lain, logistik dan konektivitas,
rumitnya pembayaran, kesiapan pasar, penipuan dan cybersecurity[2].
Sementara, kebutuhan paling utama adalah investasi.
Presiden RI Joko Widodo, menjadikan ekonomi digital sebagai
topik utamanya selama kunjungan ke Amerika Serikat menghadiri KTT ASEAN-AS pada
Februari 2016. Presiden menekankan dua prioritas yang perlu mendapatkan
perhatian ASEAN dan AS yakni kerja sama UMKM serta teknologi dan ekonomi
digital. Indonesia diharapkan menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di
kawasan pada tahun 2020 dengan potensi sebesar USD 130 Miliar atau Rp1.690
Triliun (kurs Rp13.000/USD).
Berdasarkan
laporan yang dipublikasikan oleh Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia
(APJII) pada November 2015, pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta
(34% dari jumlah penduduk), pengguna media sosial 79 juta (31%), dan pengguna
ponsel 318,5 juta (125%). Hal ini menunjukkan bahwa dalam hal jumlah, penetrasi
pemanfaatan teknologi digital di Indonesia sangat besar, bahkan melebihi
populasi gabungan negara-negara lain di ASEAN.
Penggunaan
teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari tersebut telah mengubah perilaku
masyarakat hampir pada semua aspek kehidupan, seperti jual beli secara online (e-commerce),
interaksi sosial secara digital, buku elektronik, koran elektronik,
transportasi publik (taksi dan ojek), layanan pendukung pariwisata, dan
juga financial technology (FinTech).
Perkembangan
ekonomi digital ini tidak hanya didukung oleh lembaga jasa keuangan yang telah
ada, seperti perbankan, pasar modal, asuransi, dan perusahaan pembiayaan, namun
juga oleh para perusahaan pemula yang secara inovatif memanfaatkan teknologi
untuk menyediakan layanan keuangan atau disebut FinTech – Financial
Technology. Menurut WhartonFinTech dalam blognya, FinTech adalah salah satu
sektor industri dalam perekonomian, terdiri dari para perusahaan yang
menggunakan teknologi untuk memberikan layanan keuangan secara lebih efisien.
FinTech bersama
dengan para pelaku usaha e-commerce dan start-up
company (UMKM) merupakan pemain utama dalam perekonomian digital.
Bidang usaha FinTech merupakan layanan keuangan berbasis digital yang
terbentang mulai dari sistem pembayaran, layanan perbankan, layanan asuransi,
pinjaman, urun dana, hingga sekedar advis atau pembelajaran kepada masyarakat
melalui media digital. Sedangkan e-commerce antara lain berupa
toko online, pasar online (digital marketplace), layanan transportasi
online, dan layanan dukungan pariwisata online.
Secara umum,
layanan keuangan berbasis digital yang saat ini telah berkembang di Indonesia
dapat dibedakan ke dalam beberapa kelompok, yaitu payment
channel/system, digital banking, online/digital insurance, Peer-to-Peer (P2P)
Lending, dan crowdfunding.
Dengan demikian
dapat disimpulkan jika sistem ekonomi digital lebih mampu menunjang kemajuan
perekonomian di Indonesia. Peluang bagi pelaku bisnis lokal memiliki kesempatan
yang besar dalam memenangkan persaingan dengan pelaku bisnis asing. Kalau
dilihat dari sudut pandang sosial, ada kelemahan dalam pengembangan ekonomi
digital, yaitu berkurangnya interaksi antar orang. Masing-masing orang hanya
terfokus pada penggunaan internet dan cenderung acuh pada lingkungan sekitar. Dari
segi hubungan sosial, akan sedikit memberi jarak antara satu pelaku bisnis
dengan pelaku bisnis lainnya.
Maka dari itu,
menurut saya, setiap orang diberi motivasi, didorong untuk mengambil peluang
bisnis berbasis internet, setelah itu membentuk komunitas antar pelaku bisnis
agar terjalin suatu persaingan yang sehat dan tetap menjaga persaudaraan.
Pelaku bisnis lokal saling bekerjasama dan menyempitkan peluang bagi pelaku
bisnis asing. Jadi ekonomi digital dikuasi oleh bangsa sendiri. Dengan
dibentuknya komunitas atau sebuah forum untuk pelaku bisnis lokal, akan semakin
memperkuat jaringan bisnis yang digeluti. Bisnis jalan, hubungan sosial
kekeluargaan pun tetap jalan. Oleh karena itu, peran masyarakat dan pemerintah
harus seimbang. Masyarakat juga harus bertanggung jawab dalam menggunakan internet
agar tidak terjadi penyalahgunaan internet untuk kejahatan.
Cek test
BalasHapusuluh uluuhhh..
BalasHapus